MimpiSyekh Abu Hasan Syadzili di Masjid Al-Aqsho Kamis, 21 Desember 2017 | 22:03 WIB Imam Raghib al-Ashfahani dalam kitab "Al Muhadlorot" menyebutkan bahwa Imam As-Syadzili Quddisa Sirruh, pemilik hizb bahr pernah tidur di masjid Al-Aqsho, Palestina. Pada saat itu, ia bermimpi. ," kata Nabi Musa.
Sayyidina Syeikh Abul Hasan Ali bin Abdullah bin Abdul Jabbar Asy Syadzili Al Maghribi Al-Hasani Al Idrisi lahir di Ghamarah, desa dekat Sabtah, Maroko, Afrika Utara pada tahun 591 H / 1195 M. Sebutan Asy Syadzili itu sendiri, menurut sebagian ulama adalah daerah tempat dimana beliau banyak menimba ilmu saat mudanya. Beliau secara nasab bersambung hingga Rasulullah SAW melalui puterinya Sayyidatuna Fatimah Az-Zahrah. Keistimewaan nasab ini tampak dalam budi pekerti beliau yang indah lagi terpuji dan mengagumkan banyak orang, sehingga mereka banyak mengambil pelajaran dan hikmah dari beliau. Pada masa kecilnya, beliau sudah dibekali oleh orang tuanya dasar-dasar ajaran agama, kemudian berguru kepada ulama dan sufi besar pada masa itu, yakni Syeikh Abdul Salam bin Masyisyi. Dari gurunya ini pula, kemudian beliau dikirim kepada ulama besar yang tinggal di Syazilia, Tunisia. Keberangkatan beliau ke Syazilia ini merupakan awal dari pengembaraan sufistiknya. Hingga setelah mendapatkan banyak ilmu dari gurunya di Syazilia, beliau ditugaskan gurunya untuk mengembangkan ilmunya di Iskandaria, Mesir. Sebelum pindah untuk berguru ke Syazilia, nama Syekh Abul hasan Asy Syazili sudah demikian harumnya; karena itu berita kedatangan beliau telah mengundang perhatian masyarakat, sehingga mereka menantikan kedatangan beliau. Demi mendengar hal itu, maka dengan ditemani oleh Syekh Abu Muhammad Abdullah bin Salamah, beliau memilih jalur lain dab mengasingkan diri di Pegunungan Zagwan untuk bisa berhubungan secara sembunyi-sembunyi dengan gurunya di Syazilia. Begitulah setelah lama berkhalwat di Zagwan; pada akhirnya beliau diperintahkan gurunya agar turun gunung dan berdakwah di masyarakat. Sudah barang tentu masyarakat yang ingin melihat dan berguru kepadanya datang berduyun-duyun, bahkan diantara mereka banyak para pejabat Negara yang hadir. Setelah itu beliau diutus gurunya ke Iskandaria. Dan rupanya kota ini menjadi akhir dari pengembaraan beliau, sebab disitu pula; setelah lama membimbing masyarakat, beliau akhirnya wafat dan dimakamkan disana. Selama berada di Tunisia, beliau bersahabat dan banyak berdiskusi dengan para Ulama dan kaum Sufi besar disana. Di antara mereka terdapat • Syekh Abul Hasan Ali bin Makhluf As Syazili • Abu Abdullah Al Shabuni • Abu Muhammad Abdul Aziz Al-Paituni • Abu Abdillah Al Binai Al Hayah • Abu Abdillah Al-Jarihi Sedangkan diantara murud-murid beliau di Tunisia, dimana sebagian mereka adalah para Ulama kenamaan’ yaitu • Izzudin bin Abdul Salam • Taqiyudin bin Daqiqi’id • Abul Adhim Al-Munziri • Ibnu Shaleh • Ibnu Hajib • Jamaluddin Usfur • Nabiuddin bin Auf • Muhyiddin bin Suraqah • Ibnu Yasin Diantara kemuliaan beliau, sebagaimana kesaksian sahabat seperjalanannya, bahwa diutusnya Syekh Abul Hasan Ali As Syazili oleh gurunya agar berangkat menuju Iskandaria, karena di kota itu telah menunggu 40 Waliyullah untuk meneruskan pelajaran kepada beliau. Dasar-dasar Pemikiran Syekh Abul Hasan Ali Asy Syadzili • Seseorang yang ingin mendalami ajaran tasawuf, maka terlebih dahulu harus mendalami dan memahami ajaran Syari’ah. • Beliau mengajarkan ajaran Tasawuf kepada murid-muridnya dengan menggunakan 7 kitab; yaitu 1. Khatam Al Auliyah karya Al Hakim At Tirmidzi menguraikan tentang masalah kewalian dan Kenabian 2. Al Mawaqif wa Al Mukhatabah karya Syekh Muhammad bin Abdul Jabbar An Nifari menguraikan tentang kerinduan Tokoh sufi kepada Allah swt 3. Qutub Qulub karya Abu Tholib Al Makki menguraikan pandangan tokoh sufi yang menjelaskan Syari’at dan hakikat bersatu 4. Ihya Ulumuddin karya Imam Abu Hamid Muhammad Al Ghazali Paduan antara Syari’at dan Tasawuf 5. Al Syifa’ karya Qadhi Iyadh dipergunakan untuk mengambil sumber Syarah-syarah dengan melihat tasawuf dari sudut pandang Ahli Fiqih 6. Ar Risalah Qusyairiyah karya Imam Qusyairi dipergunakan beliau untuk permulaan dalam pengajaran Tasawuf 7. Ar Muhararul Wajiz dan Al Hikam karya Ibnu Aththa’illah melengkapi pengetahuan dalam pengajian Wafatnya Syekh Abul Hasan Ali Asy Syadzili Beliau wafat pada tahun 656 H / 1258 M di Homaithira, Mesir. Hingga kini makamnya masih selalu diziarahi, baik oleh pengikut tarekat Syaziliyah atau bukan; yang menganggapnya sebagai waliyullah. Karya Syekh Abul Hasan Ali Asy Syadzili • Majmu’atul Ahzab Kumpulan Hizib-wirid • Mafakhirul Aliyah • Al Amin • As Sirrul Jalil fi Khawashi Hasbunallah Wa Ni’mal Wakil • Hizbus Syadzili partai terkenal di Afrika Pendapat Ulama tentang Syekh Abul Hasan Ali Asy Syadzili • Al-Manawi berkata ketika ditanya orang siapa Syekh nya; Syekh Abu Hasan Ali menjawab “Adapun pada masa lalu, Syekh Abdus Salam Masyisy, sekarang aku minum dari sepuluh lautan, lima diantaranya di langit dan lima di bumi.” • Al-Mursi berkata “Allah swt pernah membukakan tabir pemandanganku, maka Ku lihat Syekh Abu Madyan bergantung di tiang Arasy. Aku mengajukan pertanyaan ”Berapa banyak ilmu anda?” Dia menjawab ”71” Aku bertanya lagi “Apa Jabatanmu?” Dia menjawab ”Khalifah keempat dan pemimpin 7 wali Abdal Kutanya lagi ”Bagaimana pendapatmu tentang Abu Hasan Asy-Syazili?” Dia menjawab ”Dia lebih dari padaku dengan 40 Ulama, dia Adalah samudera tidak bertepi.” • Abu Abdullah As-Syatibi berkata “ Aku setiap malam mengadakan hubungan dengan Syekh Abu Hasan beberap kali. Aku mohon berbagai hajat kepada Allah swt, dengan perantaraannya. Ternyata hajatku dikabulkan Allah swt. Pada suatu malam, aku bermimpi bertemu Rasulullah saw. Aku bertanya kepada beliau ”Wahai Rasulullah saw, relakah rasul kepada Abu Hasan. Aku selalu bermohon kepada Allah swt dengan perantaraan beliau, ternyata doa’ ku makbul. Bagaimana pendapat Rasulullah tentang dirinya? Beliau bersabda “Abu Hasan itu adalah putraku, secara rohaniah. Anak adalah bagian dari Ayah. Siapa yang berpegang kepada sebagian, berarti sesungguhnya berpegang pada semua. Apabila kamu meminta kepada Allah swt dengan perantaraan Syekh Abu Hasan, maka sesungguhnya kamu telah memohon kepada Allah swt dengan perantaraanku.” Wasiat dan Nasihat Syekh Abul Hasan Ali Asy Syadzili • Jika Kasyaf bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunah, tinggalkanlah Kasyaf dan berpeganglah pada Al Qur’an dan Sunah. Katakana pada dirimu Sesungguhnya Allah swt menjamin keselamatan saya dalam kitabnya dan sunah Rasulnya dari kesalahan, bukan dari Kasyaf, Ilham, maupun Musyahadah sebelum mencari kebenarannya dalam Al Qur’an dan Sunah terlebih dahulu. • Kembalilah dari menentang Allah swt, maka engkau menjadi Ahli Tauhid. Berbuatlah sesuai dengan rukun-rukun Syara’, maka engkau menjadi Ahli Sunah. Gabungkanlah keduanya, maka engkau menuju kesejatian. • Jika engkau menginginkan bagian dari anugerah para wali, berpalinglah dari manusia kecuali dia menunjukkanmu kepada Allah swt dengan cara yang benar dan tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan Sunah. • Seandainya kalian mengajukan permohonan kepada Allah swt, sampaikan lewat Imam Abu Hamid Muhammad Al Ghazali. Kitab Ihya Ulumuddin Al Ghazali mewariskan Ilmu; sedangkan Qutub Qulub Al Makki mewariskan cahaya kepada kalian. • Ketuklah pintu zikir dengan hasrat dan sikap sangat membutuhkan kepada Allah swt melalui kontemplasi, menjauhkan diri segala hal selain Allah swt. Lakukanlah dengan menjaga rahasia batin, agar jauh dari bisikan nafsu dalam seluruh nafas dan jiwa, sehingga kalian memilki kekayaan rohani. Tuntaskan lisanmu dengan berzikir, hatimu untuk tafakur dan tubuhmu untuk menuruti perintah-Nya. Dengan demikian kalian bisa tergolong orang-orang saleh. • Manakala zikir terasa berat di lisanmu, sementara pintu kontemplasi tertutup, ketahuilah bahwa hal itu semata-mata karena dosa-dosamu atau kemunafikan dalam hatimu. Tak ada jalan bagimu kecuali bertobat, memperbaiki diri, hanya menggantungkan diri kepada Allah swt dan ikhlas beragama. Untuk membaca manaqibnya silakan klik disini manaqib abul hasan assyadzili Al Kisah No. 08 / Tahun II / 12 – 25 April 2004
MutiaraHikmah dari Syekh Abul Hasan Ali Asy Syadzili Sayyidina Syeikh Abul Hasan Ali bin Abdullah bin Abdul Jabbar Asy Syadzili Al Maghribi Al-Hasani Al Idrisi lahir di Ghamarah, desa dekat Sabtah, Maroko, Afrika Utara pada tahun 591 H / 1195 M. Sebutan Asy Syadzili itu sendiri, menurut sebagian ulama adalah daerah tempat dimana beliau banyak menimba ilmu saat mudanya.
01. Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzily “Barangsiapa memutuskan diri utk tidak mengurus dirinya dan melimpah kan urusannya pada Allah; memutuskan pilihannya hanya pada pilihan Allah; memutuskan pandangannya hanya memandang Allah; memutuskan kebaikannya hanya pada ilmu Allah disbbkan oleh disiplin kepatuhan, redha, kepasrahan dan tawakalnya pd Allah, maka Allah benar2 menganugerahkan kebaikan nurani hati, yg juga disertai dgn zikir, tafakkur dan hal-hal lain yg sgt istimewa.” 02. Syeikh Abu Hasan Asy Syadzili Tenanglah di bawah perjalanan takdir, kerana takdir adalah awan yang berjalan... 03. Asy Syadzili Tidak akan sempurna orang berilmu pada Maqam Ilmu sehingga dia diuji dengan 4 ujian, pertama cacian para musuh, kedua hinaan dan tantangan kerabat dekat yang menyalahkan. Ketiga tikaman dari orang orang bodoh dan keemppat iri dengki dari Ulama Suu' lain. 04. Syaikh Abul Hassan As Syadzili Aku pernah bermimpi melihat Abu Bakar ash-Shiddiq, lalu beliau berkata padaku “Tahukah engkau apa tanda keluarnya cinta duniawi dari dalam kalbu?” Aku bertanya “Apa itu?” Beliau menjawab “Meninggalkannya ketika ada, dan merasa ringan ketika dunia tak ada.” 05. Syeikh Abul Hassan As Syadzili “Kamu harus zuhud terhadap dunia dan bertawakal kepada Allah kerana zuhud adalah pangkal dalam amal-amal dan tawakal adalah pokok puncak dalam ahwal. Tegakkan kesaksian dengan Allah dan berpeganglah kepada-Nya dalam ucapan, perbuatan, akhlak, dan ahwal. Siapa yang berpegang teguh kepada Allah, maka dia sungguh telah diberi petunjuk ke jalan yang lurus. Jauhilah keraguan, kesyirikan, ketamakan, dan sikap protes terhadap Allah sedikit pun. Dan, sembahlah Allah di atas kedekatan yang agung, niscaya kamu akan dianugerahi cinta, pilihan, pengkhususan, dan kemenangan dari Allah. Dan, Allah menangani pemeliharaan orang-orang yang bertakwa,” 06. Syaikh Abu Hasan As Syadzili berkata, ketika dlm suatu perjalanan aku berkata “Wahai Tuhanku, bilakah aku dapat menjadi hamba yg banyak bersyukur kpdMu?” Kemudian beliau mendengar suara “Iaitu apb kamu berpendapat tidak ada org yg diberi nikmat oleh Allah kecuali hanya dirimu”. Krn belum tahu maksud ungkapan itu aku bertanya “Wahai Tuhanku, bagaimana aku mampu berpendapat seperti itu, padahal Engkau telah memberikan nikmat-Mu kpd Para Nabi, Ulama' dan Para Penguasa”. Suara itu berkata kpdku “Andaikata tidak ada Para Nabi, maka kamu tidak akan mendpt petunjuk, andaikata tidak ada Para Ulama', maka kamu tidak akan menjadi org yg taat dan andaikata tidak ada Para Penguasa, maka kamu tidak akan memperoleh keamanan. Ketahuilah, semua itu nikmat yg Aku berikan utkmu”. 07. Imam Syadzili ditanya tentang Warak, beliau menjawab “Warak adalah kenikmatan2 jalan ini Tasawwuf terhadap orang yang disegerakan warisannya dan ditunda pahalanya. Hingga WARA' berhujung pada mereka dengan cara mengambil hal dari Allah, tentang Allah, pengungkapan dengan Allah, amal kerana Allah dan dengan Allah di atas bukti yang jelas dan pandangan batin yang tajam. Mereka dalam kebanyakan waktu dan seluruh keadaan, tidak mengatur, tidak memilih, tidak berangkat, tidak bertafakur, tidak memandang, tidak menuturkan, tidak menggenggam, tidak berjalan, dan tidak bergerak kecuali dengan Allah dan kerana Allah Swt.” 08. Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili berkata Orang yang berakal adalah orang yang dapat memahami apa yg diinginkan Allah swt dari-Nya. Dan yang diinginkan Allah swt dari hamba-Nya dalam memperoleh nikmat, bencana, melaksanakan ketaatan atau terjerumus dalam kemaksiatan ada 4 hal iaitu jika engkau memperoleh nikmat, maka Allah swt mengharuskanmu untuk bersyukur, jika kau ditimpa bencana, Allah swt memerintahmu mensyariatkan untuk bersabar, jika Allah swt memberimu taufik untuk taat, Allah swt memerintahkanmu untuk syuhudul minnah dan meyakini bahwa Allah swt lah yang memberikan taufik, dan jika kau bermaksiat, maka Allah swt mensyariatkanmu untuk bertobat dan beribabah kpdNya. Barangsiapa memahami tujuan 4 hal perlakuan Allah swt ini, maka ia dekat dengan hal-hal yang dicintai Allah swt dan dia adalah hamba sejati, sebagaimana sabda Rasulullah saw “Barangsiapa diuji dengan bencana kemudian bersabar, diberi nikmat kemudian bersyukur, berbuat zalim kemudian meminta maaf dan dizalimi kemudian memaafkan……” Rasulullah saw diam, Para Sahabat bertanya “Apa yang ia peroleh, wahai Rasulullah saw?” Rasulullah saw bersabda “Mereka itulah org2 yg memperoleh keselamatan dan merekalah org2 yg mendapat petunjuk”. 09. Sheikh Abu Hasan Asy-Syadzili “Masalah besar bagi manusia ada dua perkara. Pertama, cinta kpd dunia dan kedua, rela membiarkan diri di dlm kejahilan. Krn, cinta dunia itu tunggak dpd segala dosa besar. Sementara, membiarkan diri di dlm kejahilan adalah tunggak kpd segala kedurhakaan”. 10. CARILAH GURU MURSYID YANG KAMIL MUKAMIL. Syeikh Abul Hasan asy-Syadzili Rahimahullah Ta'ala mengatakan “Siapa yang menunjukkan dirimu kepada dunia, maka ia akan membinasakan dirimu. Siapa yang menunjukkan dirimu pada amal, ia akan memayahkan dirimu. Dan siapa yang menunjukkan dirimu kepada Allah maka ia akan menjadi pembimbingmu.” 11. Zuhud itu bukan berarti, seorang hamba yang tidak mempunyai apa-apa diatas dunia. Bahkan, dia tidak dimiliki oleh apa pon, melainkan hanya dimiliki Tuhannya. al-Imam Abu Hasan asy-Syazuli Rah. 12. Jika anda ingin mencapai apa yang telah diperoleh oleh para wali Allah, maka hendaklah anda meninggalkan semua manusia, kecuali orang-orang yang dapat menunjuk anda ke arah jalan menuju kepada Allah dengan isyarat yang betul dan amal perbuatan yang tidak menyalahi al-Quran dan Sunnah Rasul serta mengabaikan dunia sepenuhnya. Namun begitu, janganlah anda menjadi orang yang berpaling daripada dunia itu atas tujuan agar anda diberi sesuatu daripada dunia ini. Sebaliknya, hendaklah anda menjadi hamba Allah sahaja yang mengarahkan agar anda menjauhi musuh-Nya. Apabila anda telah dapat melakukan dua perkara berikut iaitu Mengabaikan dunia dan zuhud dalam kalangan manusia, maka tetaplah anda bersama Allah dengan muraqabah. Hendaklah anda sentiasa bertaubat dengan rasa kesedaran dan beristighfar dengan rasa inabah rasa benar-benar menyesal dan bertaubat kepada-Nya dan rasa rendah diri terhadap segala hukum dengan cara istiqomah. Syeikh Abul Hasan Ali asy-Syazali 13. Orang yang mencintai Allah adalah orang yang telah mengosongkan atau memfana'kan dirinya. Setelah dia merasa dirinya kosong, maka terasalah wujud adanya yang Haq itu. Tidak ada daya dan upaya baginya lagi. Tidaklah lagi terasa wujud dirinya, hanya yang wujud ialah Allah sahaja. Itulah yang dia rasa dan pandang dengan mata hatinya. Tok Pulau Manis Rah. Berkata Syeikh Abul Hasan as-Syazili Rah, “Apabila kamu telah benar-benar melihat Allah dengan mata iman dan yakinmu, bererti Dia mengayakanmu dengan dalil dan burhan. Tetapi jika kamu mengambil dalil ada-Nya atas segala makhluk, adakah lagi wujud yang lain selain Allah Tentu kamu tidak akan dapat melihatnya. Jika adapun tak dapat kamu akan melihat mereka seperti habuk di udara, jika kamu berusaha mencari mereka, kamu akan gagal dan tidak memperoleh apa-apa pun.” 14. Mahabbah cinta adalah Allah menarik hati hamba-Nya dari segala sesuatu selain Dia. Kerana itu, ia akan sentiasa tertarik untuk mentaati-Nya, akalnya dilindungi makrifat-Nya, ruhnya tertarik ke hadirat-Nya, dan sirr-nya sibuk menyaksikan-Nya. Ia meminta tambahan dan Allah memberinya. Ia memulai dengan sesuatu lebih indah daripada kenikmatan munajat sehingga diberi hiasan yang mendekatkannya kepada-Nya di atas hamparan qurbah. Ia mendapatkan berbagai hakikat dan pengetahuan. Kerana itu, ada ungkapan, 'Para wali Allah adalah pengantin. Mereka tidak bisa dilihat oleh penjahat”. Syeikh Abu al-Hasan 15. Di antara anugerah Allah yang paling berharga ialah redha dengan ketentuan Allah, sabar menerima cubaan, tawakal kepada-Nya ketika menghadapi kesulitan, serta kembali kepada-Nya saat ditimpa bencana. Syeikh Abu al-Hasan 16. “Kembalilah dari menentang Allah swt, maka engkau menjadi Ahli Tauhid. Berbuatlah sesuai dengan rukun-rukun Syara’, maka engkau menjadi Ahli Sunnah. Gabungkanlah keduanya, maka engkau menuju kesejatian.” Syeikh Abul Hassan Ali Asy Syadzili 17. Semua guru yang mengajar yang Allah itu ada akan tetapi carilah guru yang dapat memimpin kita kehadratNya. “Lawlaa murobbi maa 'araftu robbi” Tanpa Guruku, aku takkan mengenal Tuhanku. Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili mengatakan “Siapa yang menunjukkan dirimu kepada dunia, maka ia akan menghancurkan dirimu. Siapa yang menunjukkan dirimu pada amal, ia akan memayahkan dirimu. Dan barangsiapa menunjukkan dirimu kepada Allah Swt. maka, ia pasti menjadi penasehatmu”. Firman Allah dalam Hadis Qudsi “Jadikanlah dirimu berserta Allah, jika engkau belum berserta Allah maka jadikanlah dirimu berserta dengan orang yang telah berserta Allah niscaya dialah yang membawamu kehadrat Allah.” 18. Makrifat adalah salah satu tujuan dari Tasawwuf yang dapat diperoleh dengan 2 jalan 1 Mawahib, iaitu Tuhan memberikannya tanpa usaha dan Dia memilihnya sendiri orang-orang yang akan diberi anugerah tersebut. 2 Makasib, iaitu makrifat akan dapat diperoleh melalui usaha keras seseorang, melalui ar-riyadhah, zikir, wudhu, puasa dan amal shalih lainnya. Syeikh Abul Hassan Ali Asy Syadzili 19. “Jika kamu ingin Allah bersama kamu, maka bebaskan ego kamu daripada kepandaian dan kekuatan kamu”. Shaykh Abul Hassan Ash Shadhili. 20. Imam Abul Hassan di beri kesempatan untuk memberikan syafaat untuk muridnya Imam asy-Syadzili suatu ketika bermimpi dicium bibirnya oleh Rasulullah Saw. Maka ia berkata "Wahai Rasulullah, kenapa kau mencium bibirku padahal ku banyak dosa?” Maka Rasulullah Saw. menjawab "Tidaklah aku mencium bibir seseorang kecuali kerana ia bershalawat padaku 1000 kali siang dan 1000 kali malam. Dan kau wahai Abul Hasan asy-Syadzili, akan menyafaati ribuan orang pendosa dari ummatku kelak di hari kiamat.” 21. Abul Hasan Asysyadzily “Larilah dari kebaikan bantuan org, melebihi dari larimu dari kejahatan org kpdmu. Sbb kebaikan org itu langsung membahayakan hatimu, sdg kejahatan mereka hanya membahaya kan jasmanimu, dan bahaya jasmani itu lebih ringan dari bahaya hati. Bahaya kebaikan org kpdmu, jika kamu menyukainya dan senang, maka akan membuatmu bersandar dan berharap kpd mereka”. 22. Syekh Abul Hasan Ali Asy-syadzili “Ketuklah pintu zikir dengan hasrat dan sikap sangat memerlukan kepada Allah swt melalui kontemplasi, menjauhkan diri segala hal selain Allah swt. Lakukanlah dengan menjaga rahasia batin, agar jauh dari bisikan nafsu dalam seluruh nafas dan jiwa, sehingga kalian memilki kekayaan rohani. Biasakan lisanmu dengan berzikir, hatimu untuk tafakur dan tubuhmu untuk menuruti perintah-Nya. Dgn demikian kalian bisa tergolong org2 Soleh.
Ambillahmanafaat daripada kata-kata hikmah di atas, moga-moga Allah selalu menuntun kita kepada jalan yang benar dan lurus. Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili r.a. pernah ber-riyadhah selama 80 hari tidak makan, dengan disertai dzikir dan membaca shalawat yang tidak pernah berhenti. Di antara Ungkapan Mutiara Syekh Abul Hasan Asy-Syadili: 1
SyekhAbu Hasan Asy-Syazili adalah penggagas Tarekat Syadziliyah yang merupakan salah satu tarekat terkemuka di dunia. Ia lahir di desa Ghumarah, dekat kota Sabtah, daerah Maghribi (sekarang termasuk wilayah Moroko, Afrika Utara) pada tahun 593 H/1197 M.
BiografiSyekh Abu Hasan Asy-Syadzili Pendiri Tarekat Saziliyah Abu Bakar Ash-Shiddiq Abu Lahab Abu Nawas Ahlulbait Hadits Akhlak Aplikasi Islami Sufi Ibadah Haji Ibnu Abbas Ibnu Zubair Ijab Qabul Imam Bukhari Imam Syafi'i Info terkini Islam Islami J Jadwal k ka bah Kajian Islam Kata Mutiara keutamaan Al-Quran Keutamaan amalan sunnah
Menjaditeladan bagi orang-orang yang ikhlas, dan imam bagi para juru nasihat. Ia dikenal sebagai master atau syekh ketiga dalam lingkungan tarikat Syadzili setelah pendirinya Abu Al-Hasan Asy-Syadzili dan penerusnya, Abu Al-Abbas Al-Mursi. Dan Ibnu Atha'illah inilah yang pertama menghimpun ajaran-ajaran, pesan-pesan, doa dan biografi keduanya
. 201 242 114 484 254 20 303 362
kata mutiara syekh abu hasan syadzili